Rabu, 01 Mei 2013

kendali gerak [ada manusia



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum gerak dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila aka impuls atau rangsangan yang mengenai sebagian atau  seluruh bagian tubuhnya.  Pada hewan dan manusia dapat mewakili pengertian gerak secara umum dan dapat dilihat dengan kasat mata/secara nyata. Gerak pada manusia dan hewan menggunakan alat gerak yang tersusun dalam sistem gerak.
Sedangkan untuk tumbuhan, gerak yang dilakukan tidak akan terlihat oleh kasat mata karena terjadi di dalam suatu organ atau sel tumbuhan. Dengan demikian tidak dapat disamakan arti gerak pada seluruh makhluk hidup. Gerak pada tumbuhan juga melibatkan alat gerak, tetapi alat gerak yang digunakan tergantung dari impuls atau rangsangan yang mengenai sel/jaringan/organ tumbuhan tersebut. Pembahasan gerak pada tumbuhan akan lebih rinci pada bab selanjutnya di semester yang akan datang.
Keberadaan otak paling bermanfaat untuk mengendalikan perilaku, dan semua perilaku adalah pergerakan. Kita membutuhkan otak untuk berbagai hal, seperti untuk melihat, mendengar, mencari makanan, berbicara, dan memahami ucapan. Memahami ucapan memang tidak memerlukan pergerakan, tetapi alangkah baiknya jika kita dapat melakukan sesuatu setelah kita memahami ucapan seseorang. Otak yang hebat tanpa adanya otot sama halnya seperti computer tanpa dilengkapi monitor, pencetak, atau output lainnya. Betapapun tingginya tingkat proses internal akan sia-sia.


B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana mekanisme kendali gerak pada manusia dan hubungan otot dan pergerakan?
2.      Bagaimana mekanisme otak terkait pergerakan?
3.      Apa saja gangguan pergerakan?















BAB II
PEMBAHASAN
A.                KENDALI PERGERAKAN
Rangsangan (impuls) yang mengenai tubuh diterima oleh organ reseptor untuk diteruskan ke pusat saraf. Dari pusat saraf akan disampaikan tanggapan (respon) ke organ efektor. Respon ini biasanya berbentuk gerakan. Proses perambatan impuls ini meliputi cara merambat melalui sel saraf dan sinapsis.
·           Perambatan impuls melalui sel saraf
Rambatan impuls melalui serabut saraf terjadi dalam bentuk pulsa elektrik. Alur impuls yang terjadi yaitu:
 Impuls – dendrit – badan sel saraf – neurit – keluar melewati sinapsis
Perambatan impuls ini terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel saraf.
·         Perambatan impuls melalui sinapsis
Ujung akson sel saraf membentuk tonjolan sinapsis yang berisi sitoplasma (cairan sel). Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat membran kecil (vesikula sinapsis) yang berisi neurotransmitter. Pada saat impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula melepaskan neurotransmitter. Contoh neurotransmitter yaitu asetilkolin (terdapat di seluruh tubuh), noradrenalin (terdapat di sistem saraf simpatik), dopamin dan serotonin (terdapat di otak). Penempelan asetilkolin pada reseptor menyebabkan terjadinya impuls pada sel saraf berikutnya dengan bantuan enzim asetilkolinesterase.
Perambatan impuls dari sel saraf motorik ke otot pada organ efektor melalui sinapsis. Sinapsis ini berbentuk cawan dan mengelilingi sel otot. Otot yang bergerak dapat menggerakkan organ. Berdasarkan alur stimulus, gerak dibedakan menjadi dua yaitu gerak biasa dan gerak refleks. Gerak biasa disadari oleh tubuh sedangkan gerak refleks terjadi dalam waktu yang cepat dan spontan dilakukan tubuh.
  1. Gerak Biasa
Urutan impuls pada gerak biasa berbeda dengan pada gerak refleks. Urutan jalannya impuls pada gerak biasa yaitu:
Stimulus pada organ reseptor – sel saraf sensorik – otak – sel saraf motorik – respon pada organ efektor
  1. Gerak Refleks
Gerak refleks terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa kontrol dari otak sehingga dapat berlangsung dengan cepat. Gerak refleks terjadi tidak disadari terlebih dahulu atau tanpa dipengaruhi kehendak. Contoh gerak refleks seperti mengangkat tangan ketika terkena api, mengangkat kaki ketika tertusuk duri, berkedip ketika ada benda asing yang masuk ke mata, bersin serta batuk. Urutan perambatan impuls pada gerak refleks yaitu:
Stimulus pada organ reseptor – sel saraf sensorik – sel penghubung (asosiasi) pada sumsum tulang belakang – sel saraf motorik – respon pada organ efektor.
Jalan pintas pada gerak refleks yang memungkinkan terjadinya gerakan dengan cepat disebut lengkung refleks. Macam gerak refleks yaitu refleks otak dan refleks sumsum tulang belakang. Refleks otak terjadi apabila saraf penghubung (asosiasi) terdapat di dalam otak, seperti gerak mengedip atau mempersempit pupil pada saat ada cahaya yang masuk ke mata. Refleks sumsum tulang belakang terjadi apabila sel saraf penghubung terdapat di dalam sumsum tulang belakang seperti refleks pada lutut.
Ciri gerak refleks yaitu:
1.      Dapat diramalkan jika rangsangannya sama
2.      Memiliki tujuan tertentu bagi organisme tersebut
3.      Memiliki reseptor tertentu dan terjadi pada efektor tertentu
4.      Berlangsung cepat, tergantung pada jumlah sinapsis yang dilalui impuls
5.      Spontan, tidak dipelajarai dulu
6.      Fungsi sebagai pelindung dan pengatur tingkah laku hewan
7.      Respon terus menerus dapat menyebabkan kelelahan
Macam refleks: refleks spinal (pada sumsum tulang belakang), refleks medulla (pada sumsum lanjutan), refleks cerebellar (melibatkan otak kecil), refleks superfisial (melibatkan kulit dan lain-lain), refleks miotatik (pada otot lurik), serta refleks visceral (berhubungan dengan dilatasi pupil dan denyut jantung).

  1. Otot dan Pergerakkan
Semua pergerakan hewan bergantung pada kontraksi otot. Otot hewan vertebrata secara umum dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu:
a.       Otot polos yang mengendalikan system pencernaan dan organ lainnya,
b.      Otot rangka atau otot lurik yang mengendalikan pergerakan tubuh berkaitan dengan keadaan lingkungan, dan
c.       Otot jantung yang memiliki karakteristik gabungan antara otot polos dan otot rangka.
 Tiap otot terdiri dari serat-serat. Sebuah akson mungkin menginervasi lebih dari satu serat otot. Contohnya, otot mata memiliki perbandingan satu akson untuk setiap tiga serat otot dan otot biseps lengan memiliki perbandingan satu akson untuk lebih dari seratus serat otot. Perbedaan tersebut menyebabkan pergerakan mata lebih tepat daripada kerja biseps.
Sambungan neoromuskular (neuromuscular junction) adalah sebuah sinapsis antara neuron motorik dan serat otot. Pada otot rangka, tiap akson melepaskan asetilkolin pada sambungan neuromuskular dan asetilkolin tersebut selalu mengeksitasi otot yang bersangkutan untuk berkontraksi. Tiap otot hanya dapat melakukan satu pergerakan dalam satu arah yaitu kontraksi. Tanpa adanya eksitasi, otot akan berelaksasi. Tetapi otot tidak pernah bergerak secara aktif kearah yang berlawanan. Otot yang kerjanya berlawanan disebut otot antagonis, sebagai contoh sebuah lengan memiliki otot fleksor yang menyebabkan lengan bergerak keatas dan otot ekstensor yang menyebabkan pelurusan lengan.
Pergerakan-pergerakan seperti berjalan, bertepuk tangan, dan gerakan terkoordinasi lainnya membutuhkan adanya pergantian kontraksi sekelompok otot yang berbeda.
  1. Otot Cepat dan lambat
Pada manusia dan hewan vertebrata beraneka ragam tipe otot bergabung menjadi satu berkas. Kisaran tipe otot yang kita miliki mulai dari serat otot cepat (fast twitch fibers) menghasilkan kontraksi cepat tetapi mudah lelah, sehingga serat otot lambat (low twitch fibers) yang menghasilkan kontraksi lebih lambat tanpa lelah. Kita bergantung pada serat otot lambat dan serat otot menengah untuk aktivitas yang ringan. Serat otot lambat tidak mengalami kelelahan karena serat tersebut bersifat aerobik, serat otot tersebut memanfaatkan oksigen selama pergerakkannya. Penggunaan serat otot cepat secara terus-menerus akan menghasilkan kelelahan karena proses tersebut anaerobik, reaksi berlangsung tanpa memerlukan oksigen, walaupun pada akhirnya oksigen dibutuhkan untuk pemulihan.
  1. Pengendalian Otot Melalui Proprioresptor
Ketika kita sedang berjalan dijalanan yang bergelombang, apa yang terjadi jika informasi dari tulang belakang yang menuju ke otot kaki anda mengalami gangguan? Pijakan kaki anda mungkin akan terlalu keras atau terlalu ringan. Walaupun begitu, anda dapat segera mempertahankan keseimbangan tanpa perlu memikirkannya. Mekanisme ini dikendalikan oleh proprioreseptor. Proprioreseptor adalah sebuah reseptor yang mendeteksi posisi atau pergerakkan bagian tubuh, yang dalam hal ini adalah otot. Propriorseptor otot mendeteksi regangan dan keetegangan sebuah otot, lalu mengirimkan informasi tersebut sehingga sumsum tulang belakang dapat menyesuaikan sinyalnya.
Salah satu contoh proprioreseptor adalah gelendong otot, sebuah resptor yang sejajar dengan otot yang memberikan respon terhadap regangan. Apabila gelendong otot diregangkan, maka saraf sensoriknya akan mengirimkan informasi kesebuah neuron motorik pada sumsum tulang belakang.
Kemudian sumsum tulang belakang akan mengirimkan informasi ke arah otot di sekeliling gelendong otot sehingga menyebabkan kontraksi.
Organ tendon golgi adalah proprioresptor yang memberikan respon terhadap peningkatan ketegangan otot. Letaknya di kedua ujung tendon sebuah otot, fungsi organ tersebut layaknya rem yang menghentikan kontraksi otot yang sangat berlebihan. Organ tendon golgi mendeteksi ketegangan yang ditimbulkan oleh kontraksi otot. Impuls organ tersebut melintas ke sumsum tulang belakang.
  1. Satuan Pergerakan
Refleks pergerakan adalah contoh sederhana dari pergerakan. Contoh yang termasuk dalam contoh pergerakan yang rumit adalah berbicara, berjalan, memasukkan benang kedalam jarum, dan memasukkan bola basket kedaalam ring sembari menghindari dua pemain lawan serta kehilangan keseimbangan. Tiap-tiap pergerakan tersebut berbeda satu sama lain dalam barbagai aspek dan tiap pergerakan tersebut juga bergantung tipe pengendalian yang berbeda oleh system saraf.
Ø Gerakan volunter dan involunter
Refleks merupakan respons otomatis yang konsisten terhadap stimulus. Secara umum refleks adalah gerakan invounter, karena mereka tidak sensitif terhadap penguatan, hukuman, dan motivasi. Contoh refleks adalah refleks peregangan dan konstriksi pupil sebagai bentuk respons terhadap cahaya terang. Terdapat beberapa prilaku yang dapat dikategorikan gerakan volunter dan involunter murni atau gerakan refleks dan bukan refleks murni. Contohnya menelan, kita dapat menelan atau menghambat menelan secara volunter tetapi dengan batasan tertentu.
Ø Gerakan yang Memiliki Sensitivitas Berbeda terhadap Umpan Balik
Pergerakan balistik dilaksanakan secara keseluruhan. Setelah pergerakan tersebut dimulai, maka tindakan pengoreksian tidak dapat dilakukan. Contoh pergerakan balistik adalah refleks, seperti refleks peregangan atau konstriksi pupil sebagai bentuk respon terhadap cahaya terang. Jarang terdapat pergerakan yang sepenuhnya bersifat balistik. Sebagian besar pergerakan dikoreksi oleh umpan balik. Contohnya ketika anda memasukkan benang kedalam jarum, anda membuat sedikit gerakan, mengkoreksi sasaran, lalu membuat penyesuaian gerakan.  
  1. Urutan Perilaku
Terdapat banyak perilaku yang terdiri dari urutan cepat, kita dapat mengaitkan urutan-urutan tersebut dengan generator pola pusat, yaitu mekanisme neuron pada sumsum tulang belakang atau lokasi lain yang menghasilkan pola ritmis output motorik. Contohnya, gerakan kepak sayap burung, gerakan sirip ikan. Stimulus mungkin mengaktivasi generator pola pusat, tetapi stimulus tidak mengendalikan frekuensi gerakan.
Urutan tetap sebuah pergerakan disebut dengan program motorik, program ini dapat dipelajari atau sudah tertanam dalam sistem syaraf. Menguap adalah salah satu program motorik yang sudah tertanam. Kuap terdiri dari tarikan nafas dari mulut yang diperpanjang, sering kali diiringi dengan peregangan dan penghembusan napas yang singkat. Durasi kuap sangat konsisten reratanya adalah kurang sedikit 6 detik. Beberapa ekspresi wajah juga merupakan program yang telah tertanam, misalnya senyum, kerutan, dan sapaan berupa gerakan mengangkat alis mata.
Charles Sherrington mendeskripsikan neuron motorik pada sumsum tulang belakang sebagai lintasan bersama terakhir, maksudnya adalah terlepas dari proses sensori dan motivasi yang ada pada otak, hasil akhirnya adalah selalu kontraksi otot atau penundaan kontraksi otot. Namun, neuron motorik dan otot yang berkaitan dengannya berperan dalam beraneka ragam pergerakan dan kita memerlukan banyak area otak untuk mengendalikan itu semua.



B.                 MEKANISME OTAK TERKAIT PERGERAKAN
Salah satu tujuan kita perlu memahami bagaimana otak mengendalikan pergerakan adalah untuk menolong penderita kerusakan sumsum tulang belakang atau orang yang mengalami amputasi anggota badan. Otak mereka merencanakan pergerakan, tetapi informasi tersebut tidak dapat mencapai otot. Penderita kerusakan sumsum tulang belakang yang parah tetap menghasilkan aktivitas normal pada orteks motorik kapanpun mereka ingin bergerak.
Ø   Korteks Serebrum
Ilmuwan neurosains telah mengetahui bahwa stimulus listrik yang langsung ditujukan kekorteks motorik utama dapat menimbulkan pergerakan. Korteks motorik tidak memilki hubungan langsung dengan otot. Akson dari korteks motorik melintas ke batang otak dan sumsum tulang belakang, kedua bagian tersebutlah yang menghasilkan pola aktivitas pengendali otot. Korteks serebrum berperan penting untuk tindakan kompleks, seperti berbicara, menulis dan sikap tangan. Korteks motorik dapat mengarahkan kontraksi sebuah  otot yang spesifik, tetapi yang sering kali terjadi adalah korteks memberikan perintah sebuah pergerakan tertentu. Sumsum tulang belakang dan area lain adalah pelaksana perintah tersebut dan bertugas mencari kombinasi gerakan otot yang tepat untuk menghasilkan pergerakan sesuai perintah korteks motor.
Korteks motorik menjadi aktif ketika kita berimajinasi tentang pergerakan. Sebagai contoh, sekelompok pianis menyatakan bahwa ketika mereka mendengar sebuah musik yang mereka kenal dan sering mereka mainkan, mereka membayangkan pergerakan jari-jari dan seringkali mulai menggerakkan jari-jari sesuai dengan nada lagu seolah-olah mereka sendiri yang sedang memainkannya.
Ø   Hubungan dari Otak ke Sumsum Tulang Belakang
Semua informasi yang berasal dari otak pada akhirnya harus mencapai medula dan sumsum tulang belakang yang akan mengendalikan otot. Beraneka ragam akson yang berasal dari otak tersusun kedalam dua lintasan (traktus) yaitu traktus dorsoventral dan traktus ventromedial. Hampir semua pergerakan bergantung pada kombinasi kerja kedua lintasan tersebut tetapi banyak juga pergerakan yang lebih bergantung pada salah satu lintasan saja.
Traktus dorsovental sumsum tulang belakang adalah sebuah kelompok akson yang berasal dari area korteks motorik utama, area sekeliling korteks motorik utama, dan nukleus merah yaitu sebuah area pada otak bagian tengah yang sebagian besar outputnya berkaitan dengan otot lengan. Akson pada traktus dorsolateral melintas langsung dari korteks motorik menuju neuron target pada sumsum tulang belakang. Traktus dosolateral melintasi dari sisi otak menuju sumsum tulang belakang pada sisi yang berlawanan (kontralateral) melalui sebuah tonjolan pada medula otak yang disebut piramid. Traktus tersebut mengendalikan pergerakan pada bagian perifer, seperti pada bagian tangan, jari tangan, dan jari kaki.
Akson-akson pada lintasan ventromedial berasal dari korteks motorik utama, area sekeliling korteka motorik utama dan juga dari banyak korteks lainnya. Ditambah lagi akson yang berasal dari tektum otak bagian tengah,formasi retikular, dan nukleus vestibula, yaitu sebuah area pada otak yang menerima input dari sistem vestibula. Akson yang berasal dari traktus ventromedial melintasi ke dua sisi sumsum tulang belakang, bukan hanya ke sisi kontralateral. Traktus ventromedial mengendalikan sebagian besar otot-otot pada bagian leher, bahu, dan batang tubuh. Oleh karena itu, traktus tersebut berkaitan dengan pergerakan, seperti berjalan, memutar tubuh, menekukkan tubuh, berdiri, dan duduk.
Ø   Area Otak di Dekat Korteks Motorik Utama
Sejumlah neuron pada korteks parietal posterior memberikan respon terutama terhadap stimulus visual atau somatosensori, sedangkan sejumlah neuron lain memberika respons terutama terhadap tindakan saat ini dan masa depan, dan masih terdapat sejumlah neuron yang memberikan respons terhadap gabungan stimulus dan respons yang akan didapatkannya. Kita dapat menganggap bahwa korteks parietal posterior adalah bagian otak yang mendeteksi posisi tubuh relatif terhadap lingkungan sekitar.
Korteks somatosensori utama merupakan area utama untuk informasi sentuhan dan informasi tentang tubuh lainnya. Korteks tersebut memiliki jumlah akson substansial yang melintas langsung menuju sumsum tulang belakang. Korteks tersebut juga menyedikan informasi sensori untuk korteks motorik utama. Sel-sel pada korteks prefrontal, korteks premotorik, dan korteks motorik tambahan secara aktif mempersiapkan pergerakan, bagian-bagian tersebut mengirimkan informasi ke korteks motorik, pemicu pergerakan sebenarnya. Korteks prefrontal memberi respon terhadap cahaya, suara, dan sinyal sensori lainnya yang menimbulkan pergerakan. Korteks premotorik menjadi aktif selama merencanakan sebuah pergerakan dan menjadi kurang aktif selama pergerakan tersebut berlangsung. Korteks motorik tambahan berperan penting dalam perencanaan dan pengaturan urutan pergerakan yang cepat, seperti mendorong, menarik, dan memutar.
Ø   Serebelum
Serebelum memiliki banyak peran dalam perilaku, termasuk diantaranya adalah fungsi sensori yang dikaitkan dengan persepsi pengaturan waktu atau ritme stimulus. Serebelum memiliki jumlah neuron lebih banyak daripada gabungan seluruh neuron yang terdapat pada bagian otak lain. Serebelum juga memiliki jumlah sinapsis yang sangat banyak. Oleh karena itu, walaupun ukuran serebelum sangat kecil, tetapi struktur tersebut memiliki kapasitas pengolahan informasi yang sangat besar.
Peran penting serebelum adalah untuk menetapkan program motorik baru yang memungkinkan individu untuk melakukan serangkaian tindakan sebagai satu kesatuan. Kerusakan serebelum mengakibatkan gangguan pembelajaran motorik (pergerakan). Serebelum menerima informasi dari sumsum tulang belakang, Semua sistem sensoris melalui nukleus saraf kranial dan korteks serebrum. Informasi tersebut akhirnya mencapai korteks serebelum. Perananya yang penting dalam pengendalian pergerakan, khususnya untuk pengaturan waktu, sasaran dan pengkoreksian kesalahan. Sel-sel pada serebelum tersusun dalam pola yang sangat teratur. Pola tersebut memungkinkan mereka menghasilkan output dengan durasi yang sangat terkendali.
Dari semua area otak yang bertanggungjawab terhadap pengendalian pergerakan adalah semua bagian otak. Seiring dengan dipelajarinya keterampilan motorik baru oleh seseorang, maka neuron-neuron pada korteks motorik menyesuaikan dengan respon mereka. Pada awalnya pergerakan yang dihasilkan lambat dan tidak konsisten. Seiring dengan bertambah cepatnya pergerakan, maka neuron-neuron yang bersangkutan akan mempercepat laju penembakan. Basal ganglia sangat berperan dalam pembelajaran keterampilan motorik, pengaturan urutan pergerakan untuk membantu satu kesatuan dan secara umum untuk semua bentuk pembelajaran yang tidak dapat dituangkan dalam kata-kata dengan mudah. Penderitaan kerusakan basal ganglia mengalami gangguan pembelajaran keterampilan motorik dan juga tidak mampu mengubah pergerakan baru menjadi sebuah respons otomatis yang luwes.  










C.  GANGGUAN PERGERAKAN
            Beberapa gangguan saraf menyebabkan gangguan pergerakan yang berlebihan dan berlangsung lama, berikut penyakitnya :
1.      Penyakit Parkinson
Gejala penyakit Parkinson meliputi kekakuan otot, trenor otot, pergerakan yang lamban, dan sulit untuk memulai kegiatan fisik dan mental. Penderita penyakit Parkinson juga lamban dalam melakukan tugas kognitif, misalnya membayangkan sebuah peristiwa atau tindakan, bahkan ketika mereka tidak perlu melakukan pergerakan apapun. Pada tahap awal, sebagian besar penderita mengalami depresi dan banyak yang memperlihatkan gejala kekurangan ingatan dan nalar. Gejala-gejala mental tersebut mungkin merupakan bagian dari penyakit Parkinson, bukan hanya reaksi terhadap kegagalan ( pergerakan ) otot.
Penderita penyakit Parkinson tidak lumpuh atau lemah, mereka hanya tidak mampu menginisiasi pergerakan spontan tanpa adanya stimulus yang memandu tindakan mereka. Secara mengejutkan penderita penyakit Parkinson dapat berjalan luar biasa baik ketika mengikuti sebuah parade, berjalan mengikuti anak tangga, atau berjalan sepanjang garis yang di gambar dalam interval satu langkah.
Penyebab utama penyakit Parkinson adalah kematian neuron yang terjadi secara bertahap dan bertambah banyak seiring dengan waktu. Kerusakan tersebut terjadi khususnya di substansia nigra yang memiliki akson pelepas dopamine yang melintas ke nucleus kaudatus dan putamen. Penderita penyakit Parkinson tidak lagi memiliki akson-akson tersebut, maka hilang juga dampak dopamine yang seharusnya ada. Salah satu dampaknya dopamine adalah inhibisi terhadap nucleus kaudatus dan putamen. Dengan berkurangnya inhibisi terhadap keduanya berarti aktivitas keduanya yang berupa stimulasi terhadap globus palidus semakin meningkat. Hasil akhirnya adalah peningkatan inhibisi terhadap tamalus dan korteks serebrum.
Kemungkinan penyebab penyakit Parkinson
            Salah satu studi memeriksa penderita penyakit Parkinson adalah yang memiliki kembaran, seperti kembaran Monozigot ( MZ ) yang mengalami kemunculan penyakit Parkinson sebelum umur 50 tahun. Dengan kata lain, penyakit Parkinson memiliki pewarisan karakteristik yang tinggi. Tetapi apabila kembaran tersebut mengalami kemunculan penyakit Parkinson setelah umur 50 tahun, maka kemungkinan akan terjadi akan lebih rendah dan hal tersebut tidak di pengaruhi oleh kembar monozigot ataupun dizigot.
Jadi, penyakit Parkinson disebabkan oleh campuran beberapa penyebab. Mungkin satu hal yang sama di antara semua penyebab tersebut adalah hilangnya mitokondria. Apabila mitokondria sebuah neuron mengalami kerusakan yang disebabkan oleh gen, racun, atau hal lainnya, maka terdapat sebuah zat kimia yang di sebut “ a-synuclein” yang menggumpal dan merusak neuron yang mengandung dopamine. Neuron yang mengandung dopamine merupakan neuron yang paling rentan terhadap gangguan metabolisme di bandingkan neuron lain.
2.      Penyakit Huntington
Penyakit Huntington (atau dikenal juga dengan nama Huntington chorea) adalah gangguan saraf akut, yang menjangkiti 1 di antara 10.000 orang di Amerika Serikat. Gejala motoric biasanya di awali dengan sentakan pada tangan dan kemudian kedutan pada wajah, lalu tremor mulai menyebar keseluruh bagian tubuh sehingga tubuh menggeletar. Secara bertahap kedutan, tremor, dan geletar yang terjadi pada tubuh penderita semakin mengganggu aktivitas berjalan, berbicara, dan pergerakan volunter lainnya. Penyakit Huntington di asosiasikan dengan adanya kerusakan otak yang bertahap dan meluas, terutama di bagian nucleus kaudatus, putamen, globus palidus, serta korteks serebrum.
Penderita penyakit Huntington juga mengalami gangguan psikologis, antara lain : depresi, gangguan ingatan, gugup, halusinasi, delusi, penilaian yang tidak tepat, kecanduan alcohol, penyalahgunaan obat, dan gangguan seksual.
Umumnya penyakit Huntington muncul diantara umur 30-50 tahun, walaupun kemunculannya juga dapat terjadi pada kanak-kanak hingga usia lanjut. Segera setelah kemunculan gejala penyakit, maka gangguan motoric dan psikologis secara bertahap akan semakin buruk dan berujung pada kematian. Semakin awal munculnya penyakit tersebut, maka semakin cepat kerusakan yang terjadi. Hingga saat ini belum ada pengobatan yang dapat mengendalikan gejala atau memperlambat laju kerusakan yang terjadi.
Pewaris karakteristik dan pengujian prasimtomatik
Penyakit Huntington dikendalikan oleh sebuah gen autosom dominan (artinya,bukan gen pada kromosom X atau Y ). Sebagai ketetapan, sebuah gen mutan yang menyebabkan hilangnya fungsi tubuh adalah gen resesif. Fakta bahwa gen untuk penyakit Huntington adalah gen dominan, maka hal tersebut mengindikasikan terjadinya kemunculan fungsi yang tidak diinginkan.
Bertahun-tahun sudah peneliti bekerja untuk menemukan uji prasimtomatik yang akurat, sehingga dapat mengenali apakah seseorang memiliki kemungkinan menjadi penderita penyakit Huntington. Pada tahun 1980-an, peneliti menetapkan bahwa gen penyakit Huntington barada di kromosom nomor 4, dan pada tahun 1993 peneliti telah berhasil mengidentifikasi gen tersebut.
Pengidentifikasian gen penyakit Huntington mengungkapkan protein yang dikode oleh gen tersebut, yang diberi nama Huntingtin. Huntingtin dapat ditemukan diseluruh tubuh manusia, meskipun bentuk muatannya yang ada diluar otak tidak menimbulkan pengaruh negative apapun sejauh yang diketahui. Di dalam otak, Huntingtin dapat ditemukan didalam neuron yang bukan pada membrane neuron. Bentuk abnormal protein tersebut memiliki glutamin rantai panjang, terkumpul mengelompok yang mengganggu fungsi mitokondria neuron tersebut. Oleh karena itu, neuron menjadi rentan terhadap kerusakan dari berbagai sumber.

Sel yang memiliki protein huntingtin abnormal juga gagal melepaskan neurotrifin BDNF, sel tersebut biasanya melepaskan BDNF bersama dengan neurotransmitter. Hal tersebut akan mengakibatkan gangguan terhadap sel lainnya.
Proses identifikasiprotein huntingtin abnormal dan fugsi sel ( neuron ) yang berkaitan telah memungkinkan peneliti untuk mencari obat yang dapat mengurangi pengaruh buruk penyakit tersebut. Peneliti yang menggunakan hewan berpenyakit Huntington telah menemukan sejumlah obat yang dimiliki potensi. Beberapa obat tersebut berfungsi untuk mencegah rantai glutamin berkelompok. Obat lain mengganggu kerja RNA yang berperan dalam ekspresi gen huntingtin. Akan tetapi obat yang bekerja dengan baik pada hewan, dapat juga bekerja atau tidak bekerja pada manusia. Beberapa obat bahkan hanya bekerja pada satu jenis hewan dan tidak bekerja di hewan lain. Tetapi paling tidak percobaan pada hewan berhasil mengidentifikasi beberapa obat yang memiliki potensi terhadap penyakit Huntington di manusia.    










BAB III
KESIMPULAN
Hewan vertebrata memiliki otot polos, lurik, dan jantung. Kisaran otot lurik dimulai dari otot lambat yang tidak mengalami kelelahan hingga otot cepat yang cepat mengalami kelelahan. Kita bergantung pada otot lambat dalam sebagian besar waktu kita, tetapi kita menggunakan otot cepat untuk periode singkat kegiatan yang berat. Proprioresptor adalah reseptor yang sensitif terhadap posisi dan pergerakan bagian tubuh. Terdapat dua jenis proprioreseptor yaitu gelendong otot dan organ tendon golgi, keduanya berperan dalam pengaturan pergerakan otot. Terdapat sejumlah pergerakan yang terlaksana sebagai sebuah unit tanpa panduan dari umpan balik sensorik. Pergerakan lain secara konsisten dipandu dan disesuaikan oleh umpan balik sensori.
Korteks motorik utama adalah sumber input utama sumsum tulang belakang. Pada sumsum tulang belakang terdapat pusat pembangkit pola yang langsung mengendalikan otot. Selain kontraksi otot, korteks motorik utama juga menghasilkan pola yang mempresentasikan respons yang diinginkan. Neuron-neuron pada bagian dari korteks parietal memberikan respons terhadap pergerakan yang dilakukan oleh diri sendiri dan juga pergerakan sama yang dilakukan orang lain. Area di sekitar korteks motorik utama, yaitu korteks prefrontal, korteks premotorik, dan korteks motorik tambahan menjadi aktif dalam pendeteksian stimulus untuk pergerakan dan persiapan untuk sebuah pergerakan. Dari semua area otak yang bertanggungjawab terhadap pengendalian pergerakan adalah semua bagian otak. Seiring dengan dipelajarinya keterampilan motorik baru oleh seseorang, maka neuron-neuron pada korteks motorik menyesuaikan dengan respon mereka. Beberapa gangguan saraf menyebabkan gangguan pergerakan yang berlebihan dan berlangsung lama, berikut penyakitnya :
1.      Penyakit Parkinson
2.      Penyakit Huntington
DAFTAR PUSTAKA
http://myschool-edu.blogspot.com/2011/12/mekanisme-gerak-manusia.html
J.W  Kalat. Biopsikologi. 2013. Jakarta:SAlemba Humanika

Anita Puspita Sari