BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu
ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum gerak dapat diartikan
berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh
makhluk hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila aka impuls atau rangsangan yang
mengenai sebagian atau seluruh bagian tubuhnya. Pada hewan dan
manusia dapat mewakili pengertian gerak secara umum dan dapat dilihat dengan
kasat mata/secara nyata. Gerak pada manusia dan hewan menggunakan alat gerak
yang tersusun dalam sistem gerak.
Sedangkan
untuk tumbuhan, gerak yang dilakukan tidak akan terlihat oleh kasat mata karena
terjadi di dalam suatu organ atau sel tumbuhan. Dengan demikian tidak dapat
disamakan arti gerak pada seluruh makhluk hidup. Gerak pada tumbuhan juga
melibatkan alat gerak, tetapi alat gerak yang digunakan tergantung dari impuls
atau rangsangan yang mengenai sel/jaringan/organ tumbuhan tersebut. Pembahasan
gerak pada tumbuhan akan lebih rinci pada bab selanjutnya di semester yang akan
datang.
Keberadaan
otak paling bermanfaat untuk mengendalikan perilaku, dan semua perilaku adalah
pergerakan. Kita membutuhkan otak untuk berbagai hal, seperti untuk melihat,
mendengar, mencari makanan, berbicara, dan memahami ucapan. Memahami ucapan
memang tidak memerlukan pergerakan, tetapi alangkah baiknya jika kita dapat
melakukan sesuatu setelah kita memahami ucapan seseorang. Otak yang hebat tanpa
adanya otot sama halnya seperti computer tanpa dilengkapi monitor, pencetak,
atau output lainnya. Betapapun tingginya tingkat proses internal akan sia-sia.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
mekanisme kendali gerak pada manusia dan hubungan otot dan pergerakan?
2.
Bagaimana
mekanisme otak terkait pergerakan?
3.
Apa
saja gangguan pergerakan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KENDALI PERGERAKAN
Rangsangan (impuls) yang
mengenai tubuh diterima oleh organ reseptor untuk diteruskan ke pusat saraf.
Dari pusat saraf akan disampaikan tanggapan (respon) ke organ efektor. Respon
ini biasanya berbentuk gerakan. Proses perambatan impuls ini meliputi cara
merambat melalui sel saraf dan sinapsis.
·
Perambatan impuls melalui sel saraf
Rambatan impuls melalui
serabut saraf terjadi dalam bentuk pulsa elektrik. Alur impuls yang terjadi
yaitu:
Impuls – dendrit – badan
sel saraf – neurit – keluar melewati sinapsis
Perambatan impuls ini
terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian
dalam sel saraf.
·
Perambatan impuls melalui sinapsis
Ujung akson sel saraf
membentuk tonjolan sinapsis yang berisi sitoplasma (cairan sel). Di dalam sitoplasma
tonjolan sinapsis terdapat membran kecil (vesikula sinapsis) yang berisi neurotransmitter. Pada saat impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula melepaskan
neurotransmitter. Contoh neurotransmitter yaitu asetilkolin (terdapat di seluruh tubuh), noradrenalin (terdapat di sistem saraf simpatik), dopamin dan serotonin (terdapat
di otak). Penempelan asetilkolin pada reseptor menyebabkan
terjadinya impuls pada sel saraf berikutnya dengan bantuan enzim asetilkolinesterase.
Perambatan impuls dari
sel saraf motorik ke otot pada organ efektor melalui sinapsis. Sinapsis ini
berbentuk cawan dan mengelilingi sel otot. Otot yang bergerak dapat
menggerakkan organ. Berdasarkan alur stimulus, gerak dibedakan menjadi dua
yaitu gerak biasa dan gerak refleks. Gerak biasa disadari oleh tubuh sedangkan
gerak refleks terjadi dalam waktu yang cepat dan spontan dilakukan tubuh.
- Gerak Biasa
Urutan impuls pada gerak
biasa berbeda dengan pada gerak refleks. Urutan jalannya impuls pada gerak
biasa yaitu:
Stimulus pada organ reseptor – sel saraf
sensorik – otak – sel saraf motorik – respon pada organ efektor
- Gerak Refleks
Gerak refleks terjadi
secara otomatis terhadap rangsangan tanpa kontrol dari otak sehingga dapat
berlangsung dengan cepat. Gerak refleks terjadi tidak disadari terlebih dahulu
atau tanpa dipengaruhi kehendak. Contoh gerak refleks seperti mengangkat tangan
ketika terkena api, mengangkat kaki ketika tertusuk duri, berkedip ketika ada
benda asing yang masuk ke mata, bersin serta batuk. Urutan perambatan impuls pada gerak refleks yaitu:
Stimulus pada organ reseptor – sel saraf
sensorik – sel penghubung (asosiasi) pada sumsum tulang belakang – sel saraf
motorik – respon pada organ efektor.
Jalan pintas pada gerak
refleks yang memungkinkan terjadinya gerakan dengan cepat disebut lengkung
refleks. Macam gerak refleks yaitu refleks otak dan refleks sumsum tulang
belakang. Refleks otak terjadi apabila saraf penghubung (asosiasi) terdapat di
dalam otak, seperti gerak mengedip atau mempersempit pupil pada saat ada cahaya
yang masuk ke mata. Refleks sumsum tulang belakang terjadi apabila sel saraf
penghubung terdapat di dalam sumsum tulang belakang seperti refleks pada lutut.
Ciri gerak refleks yaitu:
1.
Dapat diramalkan jika rangsangannya sama
2.
Memiliki tujuan tertentu bagi organisme tersebut
3.
Memiliki reseptor tertentu dan terjadi pada efektor tertentu
4.
Berlangsung cepat, tergantung pada jumlah sinapsis yang dilalui impuls
5.
Spontan, tidak dipelajarai dulu
6.
Fungsi sebagai pelindung dan pengatur tingkah laku hewan
7.
Respon terus menerus dapat menyebabkan kelelahan
Macam refleks: refleks
spinal (pada sumsum tulang belakang), refleks medulla (pada sumsum lanjutan),
refleks cerebellar (melibatkan otak kecil), refleks superfisial (melibatkan
kulit dan lain-lain), refleks miotatik (pada otot lurik), serta refleks
visceral (berhubungan dengan dilatasi pupil dan denyut jantung).
- Otot dan Pergerakkan
Semua pergerakan hewan
bergantung pada kontraksi otot. Otot hewan vertebrata secara umum dapat dibagi
menjadi tiga kategori yaitu:
a.
Otot polos yang mengendalikan system pencernaan dan organ
lainnya,
b.
Otot rangka atau otot lurik yang mengendalikan pergerakan
tubuh berkaitan dengan keadaan lingkungan, dan
c.
Otot jantung yang memiliki karakteristik gabungan antara otot
polos dan otot rangka.
Tiap otot
terdiri dari serat-serat. Sebuah akson mungkin menginervasi lebih dari satu
serat otot. Contohnya, otot mata memiliki perbandingan satu akson untuk setiap
tiga serat otot dan otot biseps lengan memiliki perbandingan satu akson untuk
lebih dari seratus serat otot. Perbedaan tersebut menyebabkan pergerakan mata
lebih tepat daripada kerja biseps.
Sambungan neoromuskular
(neuromuscular junction) adalah sebuah sinapsis antara neuron motorik dan serat
otot. Pada otot rangka, tiap akson melepaskan asetilkolin pada sambungan
neuromuskular dan asetilkolin tersebut selalu mengeksitasi otot yang
bersangkutan untuk berkontraksi. Tiap otot hanya dapat melakukan satu
pergerakan dalam satu arah yaitu kontraksi. Tanpa adanya eksitasi, otot akan
berelaksasi. Tetapi otot tidak pernah bergerak secara aktif kearah yang
berlawanan. Otot yang kerjanya berlawanan disebut otot antagonis, sebagai
contoh sebuah lengan memiliki otot fleksor yang menyebabkan lengan bergerak
keatas dan otot ekstensor yang menyebabkan pelurusan lengan.
Pergerakan-pergerakan
seperti berjalan, bertepuk tangan, dan gerakan terkoordinasi lainnya
membutuhkan adanya pergantian kontraksi sekelompok otot yang berbeda.
- Otot Cepat dan lambat
Pada manusia dan hewan
vertebrata beraneka ragam tipe otot bergabung menjadi satu berkas. Kisaran tipe
otot yang kita miliki mulai dari serat otot cepat (fast twitch fibers)
menghasilkan kontraksi cepat tetapi mudah lelah, sehingga serat otot lambat
(low twitch fibers) yang menghasilkan kontraksi lebih lambat tanpa lelah. Kita
bergantung pada serat otot lambat dan serat otot menengah untuk aktivitas yang
ringan. Serat otot lambat tidak mengalami kelelahan karena serat tersebut
bersifat aerobik, serat otot tersebut memanfaatkan oksigen selama
pergerakkannya. Penggunaan serat otot cepat secara terus-menerus akan
menghasilkan kelelahan karena proses tersebut anaerobik, reaksi berlangsung
tanpa memerlukan oksigen, walaupun pada akhirnya oksigen dibutuhkan untuk
pemulihan.
- Pengendalian Otot Melalui Proprioresptor
Ketika kita sedang berjalan
dijalanan yang bergelombang, apa yang terjadi jika informasi dari tulang
belakang yang menuju ke otot kaki anda mengalami gangguan? Pijakan kaki anda
mungkin akan terlalu keras atau terlalu ringan. Walaupun begitu, anda dapat
segera mempertahankan keseimbangan tanpa perlu memikirkannya. Mekanisme ini
dikendalikan oleh proprioreseptor. Proprioreseptor adalah sebuah reseptor yang
mendeteksi posisi atau pergerakkan bagian tubuh, yang dalam hal ini adalah
otot. Propriorseptor otot mendeteksi regangan dan keetegangan sebuah otot, lalu
mengirimkan informasi tersebut sehingga sumsum tulang belakang dapat
menyesuaikan sinyalnya.
Salah satu contoh
proprioreseptor adalah gelendong otot, sebuah resptor yang sejajar dengan otot
yang memberikan respon terhadap regangan. Apabila gelendong otot diregangkan,
maka saraf sensoriknya akan mengirimkan informasi kesebuah neuron motorik pada
sumsum tulang belakang.
Kemudian sumsum tulang belakang akan mengirimkan
informasi ke arah otot di sekeliling gelendong otot sehingga menyebabkan
kontraksi.
Organ tendon golgi adalah
proprioresptor yang memberikan respon terhadap peningkatan ketegangan otot.
Letaknya di kedua ujung tendon sebuah otot, fungsi organ tersebut layaknya rem
yang menghentikan kontraksi otot yang sangat berlebihan. Organ tendon golgi
mendeteksi ketegangan yang ditimbulkan oleh kontraksi otot. Impuls organ
tersebut melintas ke sumsum tulang belakang.
- Satuan Pergerakan
Refleks pergerakan adalah
contoh sederhana dari pergerakan. Contoh yang termasuk dalam contoh pergerakan
yang rumit adalah berbicara, berjalan, memasukkan benang kedalam jarum, dan
memasukkan bola basket kedaalam ring sembari menghindari dua pemain lawan serta
kehilangan keseimbangan. Tiap-tiap pergerakan tersebut berbeda
satu sama lain dalam barbagai aspek dan tiap pergerakan tersebut juga
bergantung tipe pengendalian yang berbeda oleh system saraf.
Ø
Gerakan volunter dan involunter
Refleks merupakan respons
otomatis yang konsisten terhadap stimulus. Secara umum refleks adalah gerakan
invounter, karena mereka tidak sensitif terhadap penguatan, hukuman, dan
motivasi. Contoh refleks adalah refleks peregangan dan konstriksi pupil sebagai
bentuk respons terhadap cahaya terang. Terdapat beberapa prilaku yang dapat
dikategorikan gerakan volunter dan involunter murni atau gerakan refleks dan
bukan refleks murni. Contohnya menelan, kita dapat menelan atau menghambat
menelan secara volunter tetapi dengan batasan tertentu.
Ø
Gerakan yang Memiliki Sensitivitas Berbeda terhadap
Umpan Balik
Pergerakan balistik
dilaksanakan secara keseluruhan. Setelah pergerakan tersebut dimulai, maka
tindakan pengoreksian tidak dapat dilakukan. Contoh pergerakan balistik adalah
refleks, seperti refleks peregangan atau konstriksi pupil sebagai bentuk respon
terhadap cahaya terang. Jarang terdapat pergerakan yang sepenuhnya bersifat
balistik. Sebagian besar pergerakan dikoreksi oleh umpan balik. Contohnya
ketika anda memasukkan benang kedalam jarum, anda membuat sedikit gerakan,
mengkoreksi sasaran, lalu membuat penyesuaian gerakan.
- Urutan Perilaku
Terdapat banyak perilaku
yang terdiri dari urutan cepat, kita dapat mengaitkan urutan-urutan tersebut
dengan generator pola pusat, yaitu mekanisme neuron pada sumsum tulang belakang
atau lokasi lain yang menghasilkan pola ritmis output motorik. Contohnya,
gerakan kepak sayap burung, gerakan sirip ikan. Stimulus mungkin mengaktivasi
generator pola pusat, tetapi stimulus tidak mengendalikan frekuensi gerakan.
Urutan tetap sebuah
pergerakan disebut dengan program motorik, program ini dapat dipelajari atau
sudah tertanam dalam sistem syaraf. Menguap adalah salah satu program motorik
yang sudah tertanam. Kuap terdiri dari tarikan nafas dari mulut yang
diperpanjang, sering kali diiringi dengan peregangan dan penghembusan napas
yang singkat. Durasi kuap sangat konsisten reratanya adalah kurang sedikit 6
detik. Beberapa ekspresi wajah juga merupakan program yang telah tertanam,
misalnya senyum, kerutan, dan sapaan berupa gerakan mengangkat alis mata.
Charles Sherrington
mendeskripsikan neuron motorik pada sumsum tulang belakang sebagai lintasan
bersama terakhir, maksudnya adalah terlepas dari proses sensori dan motivasi
yang ada pada otak, hasil akhirnya adalah selalu kontraksi otot atau penundaan
kontraksi otot. Namun, neuron motorik dan otot yang berkaitan dengannya
berperan dalam beraneka ragam pergerakan dan kita memerlukan banyak area otak
untuk mengendalikan itu semua.
B.
MEKANISME OTAK TERKAIT PERGERAKAN
Salah satu tujuan kita perlu
memahami bagaimana otak mengendalikan pergerakan adalah untuk menolong
penderita kerusakan sumsum tulang belakang atau orang yang mengalami amputasi
anggota badan. Otak mereka merencanakan pergerakan, tetapi informasi tersebut
tidak dapat mencapai otot. Penderita kerusakan sumsum tulang belakang yang
parah tetap menghasilkan aktivitas normal pada orteks motorik kapanpun mereka
ingin bergerak.
Ø
Korteks Serebrum
Ilmuwan neurosains telah
mengetahui bahwa stimulus listrik yang langsung ditujukan kekorteks motorik
utama dapat menimbulkan pergerakan. Korteks motorik tidak memilki hubungan
langsung dengan otot. Akson dari korteks motorik melintas ke batang otak dan
sumsum tulang belakang, kedua bagian tersebutlah yang menghasilkan pola
aktivitas pengendali otot. Korteks serebrum berperan penting untuk tindakan
kompleks, seperti berbicara, menulis dan sikap tangan. Korteks motorik dapat
mengarahkan kontraksi sebuah otot yang
spesifik, tetapi yang sering kali terjadi adalah korteks memberikan perintah
sebuah pergerakan tertentu. Sumsum tulang belakang dan area lain adalah
pelaksana perintah tersebut dan bertugas mencari kombinasi gerakan otot yang
tepat untuk menghasilkan pergerakan sesuai perintah korteks motor.
Korteks motorik menjadi
aktif ketika kita berimajinasi tentang pergerakan. Sebagai contoh, sekelompok
pianis menyatakan bahwa ketika mereka mendengar sebuah musik yang mereka kenal
dan sering mereka mainkan, mereka membayangkan pergerakan jari-jari dan
seringkali mulai menggerakkan jari-jari sesuai dengan nada lagu seolah-olah
mereka sendiri yang sedang memainkannya.
Ø
Hubungan dari Otak ke Sumsum Tulang Belakang
Semua informasi yang berasal
dari otak pada akhirnya harus mencapai medula dan sumsum tulang belakang yang
akan mengendalikan otot. Beraneka ragam akson yang berasal dari otak tersusun
kedalam dua lintasan (traktus) yaitu traktus dorsoventral dan traktus
ventromedial. Hampir semua pergerakan bergantung pada kombinasi kerja kedua
lintasan tersebut tetapi banyak juga pergerakan yang lebih bergantung pada
salah satu lintasan saja.
Traktus dorsovental sumsum
tulang belakang adalah sebuah kelompok akson yang berasal dari area korteks
motorik utama, area sekeliling korteks motorik utama, dan nukleus merah yaitu
sebuah area pada otak bagian tengah yang sebagian besar outputnya berkaitan
dengan otot lengan. Akson pada traktus dorsolateral melintas langsung dari
korteks motorik menuju neuron target pada sumsum tulang belakang. Traktus
dosolateral melintasi dari sisi otak menuju sumsum tulang belakang pada sisi
yang berlawanan (kontralateral) melalui sebuah tonjolan pada medula otak yang
disebut piramid. Traktus tersebut mengendalikan pergerakan pada bagian perifer,
seperti pada bagian tangan, jari tangan, dan jari kaki.
Akson-akson pada lintasan
ventromedial berasal dari korteks motorik utama, area sekeliling korteka
motorik utama dan juga dari banyak korteks lainnya. Ditambah lagi akson yang
berasal dari tektum otak bagian tengah,formasi retikular, dan nukleus
vestibula, yaitu sebuah area pada otak yang menerima input dari sistem
vestibula. Akson yang berasal dari traktus ventromedial melintasi ke dua sisi
sumsum tulang belakang, bukan hanya ke sisi kontralateral. Traktus ventromedial
mengendalikan sebagian besar otot-otot pada bagian leher, bahu, dan batang
tubuh. Oleh karena itu, traktus tersebut berkaitan dengan pergerakan, seperti
berjalan, memutar tubuh, menekukkan tubuh, berdiri, dan duduk.
Ø
Area Otak di Dekat Korteks Motorik Utama
Sejumlah neuron pada korteks
parietal posterior memberikan respon terutama terhadap stimulus visual atau
somatosensori, sedangkan sejumlah neuron lain memberika respons terutama
terhadap tindakan saat ini dan masa depan, dan masih terdapat sejumlah neuron
yang memberikan respons terhadap gabungan stimulus dan respons yang akan
didapatkannya. Kita dapat menganggap bahwa korteks parietal posterior adalah
bagian otak yang mendeteksi posisi tubuh relatif terhadap lingkungan sekitar.
Korteks somatosensori utama
merupakan area utama untuk informasi sentuhan dan informasi tentang tubuh
lainnya. Korteks tersebut memiliki jumlah akson substansial yang melintas
langsung menuju sumsum tulang belakang. Korteks tersebut juga menyedikan
informasi sensori untuk korteks motorik utama. Sel-sel pada korteks prefrontal,
korteks premotorik, dan korteks motorik tambahan secara aktif mempersiapkan
pergerakan, bagian-bagian tersebut mengirimkan informasi ke korteks motorik,
pemicu pergerakan sebenarnya. Korteks prefrontal memberi respon terhadap
cahaya, suara, dan sinyal sensori lainnya yang menimbulkan pergerakan. Korteks premotorik
menjadi aktif selama merencanakan sebuah pergerakan dan menjadi kurang aktif
selama pergerakan tersebut berlangsung. Korteks motorik tambahan berperan
penting dalam perencanaan dan pengaturan urutan pergerakan yang cepat, seperti
mendorong, menarik, dan memutar.
Ø
Serebelum
Serebelum memiliki banyak
peran dalam perilaku, termasuk diantaranya adalah fungsi sensori yang dikaitkan
dengan persepsi pengaturan waktu atau ritme stimulus. Serebelum memiliki jumlah
neuron lebih banyak daripada gabungan seluruh neuron yang terdapat pada bagian
otak lain. Serebelum juga memiliki jumlah sinapsis yang sangat banyak. Oleh
karena itu, walaupun ukuran serebelum sangat kecil, tetapi struktur tersebut
memiliki kapasitas pengolahan informasi yang sangat besar.
Peran penting serebelum
adalah untuk menetapkan program motorik baru yang memungkinkan individu untuk
melakukan serangkaian tindakan sebagai satu kesatuan. Kerusakan serebelum
mengakibatkan gangguan pembelajaran motorik (pergerakan). Serebelum menerima
informasi dari sumsum tulang belakang, Semua sistem sensoris melalui nukleus
saraf kranial dan korteks serebrum. Informasi tersebut akhirnya mencapai
korteks serebelum. Perananya yang penting dalam pengendalian pergerakan,
khususnya untuk pengaturan waktu, sasaran dan pengkoreksian kesalahan. Sel-sel
pada serebelum tersusun dalam pola yang sangat teratur. Pola tersebut
memungkinkan mereka menghasilkan output dengan durasi yang sangat terkendali.
Dari semua area otak yang
bertanggungjawab terhadap pengendalian pergerakan adalah semua bagian otak.
Seiring dengan dipelajarinya keterampilan motorik baru oleh seseorang, maka
neuron-neuron pada korteks motorik menyesuaikan dengan respon mereka. Pada
awalnya pergerakan yang dihasilkan lambat dan tidak konsisten. Seiring dengan
bertambah cepatnya pergerakan, maka neuron-neuron yang bersangkutan akan
mempercepat laju penembakan. Basal ganglia sangat berperan dalam pembelajaran
keterampilan motorik, pengaturan urutan pergerakan untuk membantu satu kesatuan
dan secara umum untuk semua bentuk pembelajaran yang tidak dapat dituangkan
dalam kata-kata dengan mudah. Penderitaan kerusakan basal ganglia mengalami
gangguan pembelajaran keterampilan motorik dan juga tidak mampu mengubah
pergerakan baru menjadi sebuah respons otomatis yang luwes.
C. GANGGUAN
PERGERAKAN
Beberapa gangguan saraf menyebabkan
gangguan pergerakan yang berlebihan dan berlangsung lama, berikut penyakitnya :
1.
Penyakit
Parkinson
Gejala
penyakit Parkinson meliputi kekakuan otot, trenor otot, pergerakan yang lamban,
dan sulit untuk memulai kegiatan fisik dan mental. Penderita penyakit Parkinson
juga lamban dalam melakukan tugas kognitif, misalnya membayangkan sebuah
peristiwa atau tindakan, bahkan ketika mereka tidak perlu melakukan pergerakan
apapun. Pada tahap awal, sebagian besar penderita mengalami depresi dan banyak
yang memperlihatkan gejala kekurangan ingatan dan nalar. Gejala-gejala mental
tersebut mungkin merupakan bagian dari penyakit Parkinson, bukan hanya reaksi
terhadap kegagalan ( pergerakan ) otot.
Penderita
penyakit Parkinson tidak lumpuh atau lemah, mereka hanya tidak mampu
menginisiasi pergerakan spontan tanpa adanya stimulus yang memandu tindakan
mereka. Secara mengejutkan penderita penyakit Parkinson dapat berjalan luar
biasa baik ketika mengikuti sebuah parade, berjalan mengikuti anak tangga, atau
berjalan sepanjang garis yang di gambar dalam interval satu langkah.
Penyebab
utama penyakit Parkinson adalah kematian neuron yang terjadi secara bertahap
dan bertambah banyak seiring dengan waktu. Kerusakan tersebut terjadi khususnya
di substansia nigra yang memiliki akson pelepas dopamine yang melintas ke
nucleus kaudatus dan putamen. Penderita penyakit Parkinson tidak lagi memiliki
akson-akson tersebut, maka hilang juga dampak dopamine yang seharusnya ada.
Salah satu dampaknya dopamine adalah inhibisi terhadap nucleus kaudatus dan
putamen. Dengan berkurangnya inhibisi terhadap keduanya berarti aktivitas
keduanya yang berupa stimulasi terhadap globus palidus semakin meningkat. Hasil
akhirnya adalah peningkatan inhibisi terhadap tamalus dan korteks serebrum.
Kemungkinan
penyebab penyakit Parkinson
Salah satu studi memeriksa penderita
penyakit Parkinson adalah yang memiliki kembaran, seperti kembaran Monozigot (
MZ ) yang mengalami kemunculan penyakit Parkinson sebelum umur 50 tahun. Dengan
kata lain, penyakit Parkinson memiliki pewarisan karakteristik yang tinggi.
Tetapi apabila kembaran tersebut mengalami kemunculan penyakit Parkinson
setelah umur 50 tahun, maka kemungkinan akan terjadi akan lebih rendah dan hal
tersebut tidak di pengaruhi oleh kembar monozigot ataupun dizigot.
Jadi,
penyakit Parkinson disebabkan oleh campuran beberapa penyebab. Mungkin satu hal
yang sama di antara semua penyebab tersebut adalah hilangnya mitokondria.
Apabila mitokondria sebuah neuron mengalami kerusakan yang disebabkan oleh gen,
racun, atau hal lainnya, maka terdapat sebuah zat kimia yang di sebut “
a-synuclein” yang menggumpal dan merusak neuron yang mengandung dopamine.
Neuron yang mengandung dopamine merupakan neuron yang paling rentan terhadap
gangguan metabolisme di bandingkan neuron lain.
2.
Penyakit
Huntington
Penyakit
Huntington (atau dikenal juga dengan nama Huntington chorea) adalah gangguan
saraf akut, yang menjangkiti 1 di antara 10.000 orang di Amerika Serikat.
Gejala motoric biasanya di awali dengan sentakan pada tangan dan kemudian
kedutan pada wajah, lalu tremor mulai menyebar keseluruh bagian tubuh sehingga
tubuh menggeletar. Secara bertahap kedutan, tremor, dan geletar yang terjadi
pada tubuh penderita semakin mengganggu aktivitas berjalan, berbicara, dan
pergerakan volunter lainnya. Penyakit Huntington di asosiasikan dengan adanya
kerusakan otak yang bertahap dan meluas, terutama di bagian nucleus kaudatus,
putamen, globus palidus, serta korteks serebrum.
Penderita
penyakit Huntington juga mengalami gangguan psikologis, antara lain : depresi,
gangguan ingatan, gugup,
halusinasi, delusi, penilaian yang tidak tepat, kecanduan alcohol,
penyalahgunaan obat, dan gangguan seksual.
Umumnya
penyakit Huntington muncul diantara umur 30-50 tahun, walaupun kemunculannya
juga dapat terjadi pada kanak-kanak hingga usia lanjut. Segera setelah
kemunculan gejala penyakit, maka gangguan motoric dan psikologis secara
bertahap akan semakin buruk dan berujung pada kematian. Semakin awal munculnya
penyakit tersebut, maka semakin cepat kerusakan yang terjadi. Hingga saat ini
belum ada pengobatan yang dapat mengendalikan gejala atau memperlambat laju
kerusakan yang terjadi.
Pewaris
karakteristik dan pengujian prasimtomatik
Penyakit
Huntington dikendalikan oleh sebuah gen autosom dominan (artinya,bukan gen pada
kromosom X atau Y ). Sebagai ketetapan, sebuah gen mutan yang menyebabkan
hilangnya fungsi tubuh adalah gen resesif. Fakta bahwa gen untuk penyakit
Huntington adalah gen dominan, maka hal tersebut mengindikasikan terjadinya
kemunculan fungsi yang tidak diinginkan.
Bertahun-tahun
sudah peneliti bekerja untuk menemukan uji prasimtomatik yang akurat, sehingga
dapat mengenali apakah seseorang memiliki kemungkinan menjadi penderita
penyakit Huntington. Pada tahun 1980-an, peneliti menetapkan bahwa gen penyakit
Huntington barada di kromosom nomor 4, dan pada tahun 1993 peneliti telah
berhasil mengidentifikasi gen tersebut.
Pengidentifikasian
gen penyakit Huntington mengungkapkan protein yang dikode oleh gen tersebut,
yang diberi nama Huntingtin. Huntingtin dapat ditemukan diseluruh tubuh manusia,
meskipun bentuk muatannya yang ada diluar otak tidak menimbulkan pengaruh
negative apapun sejauh yang diketahui. Di dalam otak, Huntingtin dapat
ditemukan didalam neuron yang bukan pada membrane neuron. Bentuk abnormal
protein tersebut memiliki glutamin rantai panjang, terkumpul mengelompok yang
mengganggu fungsi mitokondria neuron tersebut. Oleh karena itu, neuron menjadi
rentan terhadap kerusakan dari berbagai sumber.
Sel
yang memiliki protein huntingtin abnormal juga gagal melepaskan neurotrifin
BDNF, sel tersebut biasanya melepaskan BDNF bersama dengan neurotransmitter.
Hal tersebut akan mengakibatkan gangguan terhadap sel lainnya.
Proses
identifikasiprotein huntingtin abnormal dan fugsi sel ( neuron ) yang berkaitan
telah memungkinkan peneliti untuk mencari obat yang dapat mengurangi pengaruh
buruk penyakit tersebut. Peneliti yang menggunakan hewan berpenyakit Huntington
telah menemukan sejumlah obat yang dimiliki potensi. Beberapa obat tersebut
berfungsi untuk mencegah rantai glutamin berkelompok. Obat lain mengganggu
kerja RNA yang berperan dalam ekspresi gen huntingtin. Akan tetapi obat yang
bekerja dengan baik pada hewan, dapat juga bekerja atau tidak bekerja pada
manusia. Beberapa obat bahkan hanya bekerja pada satu jenis hewan dan tidak
bekerja di hewan lain. Tetapi paling tidak percobaan pada hewan berhasil
mengidentifikasi beberapa obat yang memiliki potensi terhadap penyakit Huntington
di manusia.
BAB
III
KESIMPULAN
Hewan vertebrata memiliki
otot polos, lurik, dan jantung. Kisaran otot lurik dimulai dari otot lambat
yang tidak mengalami kelelahan hingga otot cepat yang cepat mengalami
kelelahan. Kita bergantung pada otot lambat dalam sebagian besar waktu kita,
tetapi kita menggunakan otot cepat untuk periode singkat kegiatan yang berat.
Proprioresptor adalah reseptor yang sensitif terhadap posisi dan pergerakan
bagian tubuh. Terdapat dua jenis proprioreseptor yaitu gelendong otot dan organ
tendon golgi, keduanya berperan dalam pengaturan pergerakan otot. Terdapat
sejumlah pergerakan yang terlaksana sebagai sebuah unit tanpa panduan dari
umpan balik sensorik. Pergerakan lain secara konsisten dipandu dan disesuaikan oleh
umpan balik sensori.
Korteks motorik utama adalah
sumber input utama sumsum tulang belakang. Pada sumsum tulang belakang terdapat
pusat pembangkit pola yang langsung mengendalikan otot. Selain kontraksi otot,
korteks motorik utama juga menghasilkan pola yang mempresentasikan respons yang
diinginkan. Neuron-neuron pada bagian dari korteks parietal memberikan respons
terhadap pergerakan yang dilakukan oleh diri sendiri dan juga pergerakan sama
yang dilakukan orang lain. Area di sekitar korteks motorik utama, yaitu korteks
prefrontal, korteks premotorik, dan korteks motorik tambahan menjadi aktif
dalam pendeteksian stimulus untuk pergerakan dan persiapan untuk sebuah
pergerakan. Dari semua area otak yang bertanggungjawab terhadap pengendalian
pergerakan adalah semua bagian otak. Seiring dengan dipelajarinya keterampilan
motorik baru oleh seseorang, maka neuron-neuron pada korteks motorik menyesuaikan
dengan respon mereka. Beberapa gangguan saraf menyebabkan
gangguan pergerakan yang berlebihan dan berlangsung lama, berikut penyakitnya :
1.
Penyakit
Parkinson
2.
Penyakit
Huntington
DAFTAR
PUSTAKA
http://myschool-edu.blogspot.com/2011/12/mekanisme-gerak-manusia.html
J.W Kalat. Biopsikologi. 2013. Jakarta:SAlemba Humanika
Anita Puspita Sari